Sunday 5 August 2018

MODEL PERDAMAIAN YANG DITAWAR OLEH SIAM


Usaha perdamaian untuk menamatkan konflik di Patani atau dikenali dengan wilayah selatan, merupakan usaha sepihak, dan ia sudah menjadi agienda NegaraThai. 

Bagi Pemerintah Thai menganggap bahawa, konflik di Patani adalah konflik dalaman, tak perlu campur tangan dari pihak luar. Usaha ini sudah hamper dua dekad setelah tercetusnya konflik terbaru,  kerajaan menghabiskan biaya 300,000.00 juta Baht, dan hampir 7,000 jiwa terkorban, sakit 13,229 orang. 

Dalam usaha mencari jalan penyelasaian. Pemerintah Thai masih mengunakan acuan yang sama dengan apa yang digunakan semasa 1980-1990an dahulu, sedangkan bentuk pergerakan dan kebangkitan jauh berbeda. 

Namun Thai/ Siam masih menggunakan pendekatan dramatis politis, antara lain taktik supaya para pejuang kembali ke kampung berkerjasama dengan pemerintah, strateginya melahirkan kawasan aman (kawasan bebas dari tindakan), tujuan agar para pejuang bekerjasama dengan pemerintah dalam pembangunan. 

Dilihatnya sekaligus sudah menepati dengan apa yang dikehendaki oleh Bangsa Patani apa yang ditawarkan oleh Thai/Siam, sehingga sebahgian dari para  pejuang menyambut baik dengan apa yang di manipulasi oleh pihak Pemerintah Thai,maka lahir pertentangan dengan Rakyat tempatan (Patani).  

Perdamaian model ini sudah berkali-kali dilaksanakan dengan melalui rundingan, kononnya mereka adalah pejuang yang terlibat langsung dengan kebangkitan rakyat Patani terbaru. 

Perundingan itu dilaksanakan dalam Negara maupun di luarnegara, semata-mata sebagai tipu daya dan akhirnya belum juga menemui jalan damai. 

Perdamaian model tersebut bermula dengan tema pembangunan. 

Dari berbagai aspek pembangunan :  

1. Pembangunan dari segi kesejahteraan masyarakat (ekonomi Rakyat), melalui mega projek yang menelan belanja ribuan juta Bhat, seperti projek tenaga listrik yang berkuasatinggi, untuk dibangunkan di kawasa Thepha wilayah sungkhla, dan di daerah Yaring Penarik wilayah Patani. 

Projek ini mencakupi kawasan seluas beratus-ratus hektar, kedua-dua lokasi ini adalah penduduk orang-orang Islam agak padat, efiknya mereka akan terpaksa berpindah dari tempat tinggal asalnya, dan ia akan memusnah lingkungan alam sekitar, dan di daerah ini jika dibangunkan perusahaan maka  akhirnya terbengkalai.  

2. Pembangunan sumber daya manusia (modal insan), pembangunan ini melalui system pendidikan yang diterapkan kepada Bangsa Melayu, diawal masa kanakkanak (TADIKA), berteraskan menanam kecintaan terhadap Bangsa Siam /Thai mulai dari berkomunikasi dengan Bahasa Thai, dan tidak digalakan berkomunikasi dengan bahasa ibunda (Bahasa Melayu) dan memakai jilbab. 

Pemerintah Thai perlu memperbaharui sistim pendidikan ini alasannya masyarakat di empat wilayah (Patani) sangat ketinggalan dalam setiap bidang kehidupan dan peratus mampu berkomunikasi dengan Bahasa Thai sangat rendah, maka dipaksa untuk mengikuti pendidikan Siam Thai. 

Perdamaian  yang  diinginkan oleh Bangsa Patani adalah perdamaian yang hakiki, yaitu perdamaian yang boleh melingdungi dari pengaruh atau system asimilasi dan adudomba sehinga lahir penderitaan terhadap penindasan secara fisik maupun mental. 

Untuk melangkah kepada perdamaian yang dikehendaki oleh Bangsa Patani sudah pasti perlu dilibatkan oleh pihak ke tiga, untuk memainkan peranan yang lebih jitu untuk memicu kepada kemajuan perdamaian antara pihak pihak yang bertelingkah bukan sepihak dengan apa yang dimainkan oleh Thai sekarang ini.  

Thai/Siam seharusnya perlu membuat perhitungan yang lebih waras daripada apa yang menjadi pendiriannya selama ini, konsepnya harus menghapus  para  pejuang Patani, baik secara kekerasan ataupun secara lemah lembut. Tetapi hakikat kenyataan disebaliknya.

Konflik terbaru berlangsung selama 15 tahun, Thai gagal usaha untuk menamatkan konflik di Patani, dan untuk menamatkan konflik ini Thai menggunakan kekerasan militir di lapangan, dengan melalui perundingan hanya menampak bahawa Thai membuka ruang politik dalam penyelesaian, padahal mangsa kekerasan Thai/Siam dan pelanggaran HAM masih berlaku hampir setiap hari.

No comments:

Post a Comment