Thursday 9 May 2019

WAWASAN STRATEGI DUA PULUH TAHUN THAI MENUTUP PINTU PERDAMAIAN

Sebuah iklan yang disebarkan
oleh kerajaan Siam mempromosi
wawasan strategi 20 tahun
(Wisaitat Prathet Thai 2037)

Mengingat konflik terbaru di Patani (Selatan Thai), melebihi dari 1 dekad. Menelan kurban lebih dari tujuh ribu nyawa, manakala yang cedera parah dua puluh satu ribu orang. 

Kerajaan menghabiskan biaya operasi, di empat wilayah, tiga ratus ribu juta bhat. Maka ia sangat memerlukan kepada kedamain dan keamanan. 

Namun kedamaian itu harus dapat diterima oleh kedua-dua belah pihak, iaitu Pemerintah Thai dengan Bangsa Patani. Bangsa Patani memperjuangkan untuk mendapatkan kebebasan, bukan suatu penindasan terhadap suku kaum dan bangsa lain yang berada di Patani. 

Pada pilihan raya pada 24 Mac yang lalu, sudah melebihi 1 bulan. Belum terdapat tanda-tanda untuk menuju kearah perdamaian. Apatah lagi sekiranya pihak junta dapat membentuk kerajaan, sebagai lanjutan dari hasil rampasan kuasa, makin sulit untuk menembusi jalan perdamaian di Patani. 

Juga bagi partai mana saja yang dapat membentuk kerajaan selain dari partai yang disponsuri oleh junta, ia harus melaksanakan strategi 20 tahun Negara Thai. Langkah kebijakan kerajaan junta menerapkan dasar strategi 20 tahun Negara Thai di empat wilayah seolah-olah menutup pintu perdamaian melalui rundingan. 

Kerana dasar strategi 20 tahun ia lebih mengutamakan kepada pembangunan dalaman, Pahowattanatam atau (Masyarakat Majmuk), dan politik menggandingkan ketenteraan. Iaitu urusan politik harus diselesaikan melelui keputusan oleh pihak tentera. 

Dengan kata lain memperkecilkan melalui pintu rundingan, mengatur sendiri, aturan main dengan rakyat tempatan untuk penyelesaian konflik melalui politik dan meliter dalaman. Sehingga mencemaskan bagi masyarakat Melayu Muslim di Selatan (Patani). 

Mereka harus berkecimpung dengan kerajaan Thai secara terpaksa, bukan secara hati terbuka. Dikeranakan adanya ancaman terhadap keselamatan diri dan keluarga, nyawa dan harta benda. Masyarakat terpaksa melaksanakan demi mempertahankan kelangsungan hidup. 

Tidak terbayang apa akan terjadi masa depan anak bangsa. Arus yang di atur oleh pemerintah Thai terhadap Bangsa Patani. Ibaratnya, bagi orang-orang Melayu Patani, menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. 

Desas-desus dari masyarakat Mengatakan! “kalau kita ingin hidup harus Pandai-pandai”. Disini, satu keberhasilan Siam membentuk Masyarakat Majmuk alaf Thai. Sehingga ia mampu merubah keperibadian Melayu Muslim kepada keperibadian Siam Thai Budha. 

Pada asalnya watak seorang Muslimin dan Muslimah, kemudian berubah menjadi watak Siam dan Budha-kebudhaan. Tujuan Thai menciptakan polisi Masyrakat Majmuk, di bawah wawasan sterategi 20 tahun Negara Thai, semata-mata untuk menelan bangsa Melayu Patani, sudah berhasil walaupun tidak sepenuhnya.

Nampak jelas dikalangan generasi muda banyak terpengaruh dengan budaya Thai. Seperti suka mabuk-mabukan, bermain judi, pergaulan bebas dan tidak ingin berkomunikasi dengan bahasa sendiri, dan lain sebagainya. 

Kebanyakan yang menjadi sasaran terlebih awal adalah masyarakat yang lemah dan buta politik. Setrategi 20 tahun ini mengheret Bangsa Patani menuju ke dalam kebersamaan membangun Negara Thai. Matlamat Thai yang lebih tepat lagi, mencapai keamanan dan menutup pintu kemerdekaan buat selama-lama di Selatan. 

Sehingga Bangsa Patani tidak ada lagi rasa ingin memerdekakan Bumi Patani. Walau hidup dalam keadaan serba tak kena di bawah penjajahan Thai.  Taktik yang diguna pakai dalam setrategi ini sebagiannya, melalui Lembaga Suruhan Jaya Pemerintah Wilayah Selatan. (SBPAC), NGO dan lembaga agama yang dinggap mendukung terhadap polisi Siamisasi orang-orang Melayu. 

Kesemua lembaga ini sudah dibentuk semenjak dari awal oleh pemerintah, dalam rangka menjadi sarana untuk mendekati para tokoh-tokoh agama, masyarakat dan politik, semuga untuk berpihak kepadanya dengan alasan takut. 

Pihak Pemerintah Thai menjangkakan bahawa ia mampu penyelesaian konflik Patani tanpa meja rundingan.  Persoalannya, kenapa pemerintah Thai tak ingin untuk menyelesaikan konflik Patani dengan melalui rundingan yang mengikut norma-norma Internasional,? Kalau Pemerintah Thai benar-benar ingin menyelesaikan, dan rasa tidak bersalah dalam berkaitan dengan Konflik di Patani. 

Kerana proses perundingan masti berkaitan dengan urusan diplomatik dan dunia Internasional. Untuk melangkah ke dunia Internasional, menjadi beban bagi Pemerintah Thai.

Kerana ia akan menggugak kedudukan Thai di Patani, juga akan terungkap segala keburukan yang dilakukan terhadap Bangsa Patani selama ini.  Selama ini Thai masih boleh berbohong dengan dunia Internasional, bahawa ia melakukan apa saja demi kesejahteraan di Selatan (Patani). 

Sering menjadi ungkapan Pemerntah Thai.”Ekonomi di empat wilayah melebihi wilayah-wilayah lain di seluruh Negara Thai”.Bangsa Patani bukan berbicara soal ekonomi dan layanan pekis pergi haji secara percuma. 

Bangsa Patani lebih mengutamakan soal akar umbi dan hak pertuanan bangsa dijadikan aginda pembicaaraan, di mana-mana majlis dan forum. Sudah menjadi kebiasaan, bagi manusia yang bersalah dan merampas hak orang lain. 

Selalu tidak suka berdepan secara rasmi dan terbuka. Sebagai mana Thai selalu mencari jalan untuk bertemu dengan kelompok pergerakan di belakang tirai. 

Untuk mencari kesempatan penipuan, dan agak-agak mereka akan bersepakat dengan agenda kotornya, lebih-lebih lagi untuk memanipulasi keadaan dengan rakyat dan dunia internasional.


persatuan Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren 50 buah
dari 4 wilayah sempadan selatan Thailand.
mendeklarasi pemecatan Mayor Jen. Jatuporn Kalampasut,
wakil komandan jenderal region-4 atas tindakan
yang menggunakan wewenang impunitas atas tuduhan
penghasutan pondok pesantren di 4 wilayah.

No comments:

Post a Comment