Bangsa Patani berhak menuntut ke atas hak keselurun bumi
Patani yang telah dirampas oleh penjajah
Siam,
Kehidupan Bangsa Patani di bawah kepemerintahan Siam sudah cukup dirasai penderitaan dari hari ke hari, oleh itu anak bangsa Patani bangkit memperjuangkan untuk menyambung semula kepemerintahan dan kedaulatan yang kini telah dikuasai oleh penjajah Siam/Thai.
Kepemerintahan kerajaan Patani telah dibekukan oleh Kerajaan Thai dari 1786 hingga 1902, dan dari 1909, dilumpuhkan roda pemerintahan Patani secara langsung hingga kehari ini, dengan melalui perjanjian Angglo Siam antara British dan Thai.
Perjanjian ini ditanda tangani
di Istana Siam di Bangkok, pada 10 Mac 1909, dan diratifikasikan pada 9 Julai
1909,
Dalam perjanjiantersebut tidak dipersetujui oleh kerajaan Melayu Patani yang masih ada pada ketika itu, hanya British dan Siam yang membagi-bagi wilayah yang ditakluki olih Siam dan British.
Bangsa Patani tidak jemu untuk menuntut hak pertuanan, dengan kebangkitan demi kebangkitan yang dilancarkan oleh anak bangsa yang ingin merebut kembali kedaulatan tanah air.
Generasi ke generasi mempamirkan keinginan mereka terhadap kedaulatan dan kebebasan yang sekian lama hidup dalam kekengan di bawah penjajahan dan penindasan Siam.
Kebangkitan bangsa Patani sudah tepat pada situasi dan kondisi, maupun dalam situasi perubahan terhadap politik dunia dan politik tempatan, kerana ia lebih mendukung terhadap proses untuk mendapat simpatisan dan dukungan komunity Internasional masih terbuka, manakala dasar resolosi PBB
untuk menuntut kebebasan atas hukum Internasional tentang hak bangsa-bangsa yang terjajah untuk menentu nasib mereka sendiri sudah diterangkan dengan setegas-tegasnya dalam putusan (resolosi) 1514 ( XV) dalam sidang umum persyerekatan bangsa-bangsa bersatu PBB, pada tanggal 14 Desenber 1960, dengan nama pernyataan mengenai kewajiban pemberian kemerdekaan kepada negara-negara dan Bangsa-bangsa terjajah.
Proses tuntutan Bangsa Patani adalah suatu hal yang sangat wajar dan munasabah, tidak bercanggah dengan mana-mana badan atau lembaga yang diiktiraf oleh masyarakat Internasional, selalu memberi durungan dan dukungan untuk kebebasan masyarakat terjajah.
Namun yang menjadi halangan dan bercanggah adalah perlembagaan Thailand, yang masih terkunci rapat dan tak memberi ruang agar bangsa Patani dapat memiliki kebebasan.
Thai selalu mendakwa tentang perlembagaannya (dalam fasal 1, Ayat 1, Negara Thailand adalah negara kesatuan tidak boleh dibelah bagi oleh mana-mana pihak).
Mengikut penafsiran dalam
perlembagaan mengenai ayat tersebut,
memang tepat bagi menjaga setabiltas Negara Thai pada asalnya yang tidak
mencakupi 4 wilayah yang didukinya,
kerana Patani usianya masih muda yang dirasmikan menjadi Negara Thai, yaitu
pada 1909 masa perjanjian Angglo-Siam tersebut.
Dengan kata lain Bangsa Patani tidak berniat untuk
membagi-bagikan kedaulatan Tanah air Thailand yang dibentuk semenjak dari asal,
hanya bagi Bangsa Patani yang bertukus lumus memperjuangkan merebut kembali
kedaulatan bangsa Patani, dalam arti kata bukan membelah bagikan negara
Thai.
Pendirian Bangsa
Patani terhadap prinsip Kebebasan dan
kedaulatan untuk membentuk bangsa yang lebih baik dari apa yang dirasakan sekarang ini, kerana Patani dipenuhi dan
dilingkungi oleh hasil kekayaan sumber alam yang cukup banyak dan dalam
aspek tertentu Bangsa Patani telah banyak kehilangan dan ketinggalan.
Sebagai contoh dalam aspek pendidikan, Thai cuba mengarah
tentang tujuan kependidikan kepada
Nasinal Thai/Siam semata-mata, supaya bangsa Melayu hilang jati diri sebagai
orang Melayu yang beragama Islam.
Hakikat Pemerintah Thai sengaja tak memahami tentang akar
umbi, dengan kata lain Thai tak memberi
ruang kepada anak tempatan dalam bidang apa saja.
Dunia makin hari makin pesat dalam fenomina perubahan dan
pembangunan apa saja, manusia sudah mulai membuka mata telinga tentang kebutuhan, untuk menjalani kehidupan yang sejajar
dengan bangsa yang lebih awal berada di garisan hadapan.
Namun Thai masih bersikap kekulukan dan tidak ada keterbukan, tak mahu memahami dan mengerti tentang kepentingan bangsa lain.
Maka bagi bangsa Patani yang sedang membuat tuntutan
selama ini sangatlah wajar dan telus baik dengan daya kemampuan yang ada pada
bangsa Patani dan sesuai dengan situasi dan kondesi dunia.
No comments:
Post a Comment