Sunday, 17 June 2018

Menuntut Hak Pertuanan Bangsa Patani


Bangsa Patani berhak menuntut ke atas hak keselurun bumi Patani yang telah dirampas oleh penjajah  Siam, 

Kehidupan Bangsa Patani di bawah kepemerintahan Siam sudah cukup dirasai penderitaan dari hari ke hari, oleh itu anak bangsa Patani bangkit memperjuangkan untuk menyambung semula kepemerintahan dan kedaulatan yang kini telah dikuasai oleh penjajah Siam/Thai. 

Kepemerintahan kerajaan Patani telah dibekukan oleh Kerajaan Thai dari 1786 hingga 1902, dan dari 1909, dilumpuhkan roda pemerintahan Patani secara langsung hingga kehari ini, dengan melalui perjanjian Angglo Siam antara British dan Thai. 

Perjanjian ini ditanda tangani di Istana Siam di Bangkok, pada 10 Mac 1909, dan diratifikasikan pada 9 Julai 1909, 

Dalam perjanjiantersebut tidak dipersetujui  oleh kerajaan Melayu Patani yang masih ada  pada ketika itu, hanya British dan Siam  yang membagi-bagi wilayah yang ditakluki olih Siam dan British. 

Bangsa Patani tidak  jemu untuk  menuntut hak pertuanan, dengan kebangkitan demi kebangkitan yang dilancarkan oleh anak bangsa yang ingin merebut kembali kedaulatan tanah air.  

Generasi ke generasi mempamirkan keinginan mereka terhadap kedaulatan dan kebebasan yang sekian lama hidup dalam kekengan di bawah penjajahan dan penindasan  Siam. 

Kebangkitan bangsa Patani sudah tepat pada situasi dan kondisi, maupun dalam situasi  perubahan terhadap  politik dunia dan politik tempatan, kerana ia lebih mendukung terhadap proses untuk mendapat simpatisan dan dukungan komunity Internasional masih terbuka, manakala dasar resolosi PBB  

untuk menuntut kebebasan atas hukum Internasional tentang hak bangsa-bangsa yang terjajah untuk menentu nasib mereka sendiri sudah diterangkan dengan setegas-tegasnya dalam putusan (resolosi) 1514 ( XV) dalam sidang umum persyerekatan bangsa-bangsa bersatu PBB, pada tanggal 14 Desenber 1960, dengan nama pernyataan mengenai kewajiban pemberian kemerdekaan kepada negara-negara dan Bangsa-bangsa terjajah. 

Proses tuntutan Bangsa Patani adalah suatu hal yang sangat wajar dan munasabah, tidak bercanggah dengan mana-mana badan atau lembaga  yang  diiktiraf oleh masyarakat Internasional,  selalu memberi durungan dan dukungan untuk kebebasan masyarakat terjajah. 

Namun yang menjadi halangan dan  bercanggah adalah  perlembagaan Thailand, yang masih terkunci rapat dan  tak memberi ruang agar bangsa Patani dapat memiliki kebebasan. 

Thai selalu mendakwa  tentang perlembagaannya (dalam fasal 1, Ayat 1,  Negara Thailand adalah negara kesatuan tidak boleh dibelah bagi oleh mana-mana pihak).

Mengikut penafsiran dalam  perlembagaan mengenai ayat tersebut,  memang tepat bagi menjaga setabiltas Negara Thai pada asalnya yang tidak mencakupi 4 wilayah  yang didukinya, kerana Patani usianya masih muda yang dirasmikan menjadi Negara Thai, yaitu pada 1909 masa perjanjian Angglo-Siam tersebut.

Dengan kata lain Bangsa Patani tidak berniat untuk membagi-bagikan kedaulatan Tanah air Thailand yang dibentuk semenjak dari asal, hanya bagi Bangsa Patani yang bertukus lumus memperjuangkan merebut kembali kedaulatan bangsa Patani, dalam arti kata bukan membelah bagikan negara Thai. 

Pendirian  Bangsa Patani terhadap  prinsip Kebebasan dan kedaulatan untuk membentuk bangsa yang lebih baik dari apa yang dirasakan  sekarang ini, kerana Patani dipenuhi dan dilingkungi oleh hasil kekayaan sumber alam yang cukup banyak dan  dalam  aspek tertentu Bangsa Patani telah banyak kehilangan dan ketinggalan. 

Sebagai contoh dalam aspek pendidikan, Thai cuba mengarah tentang tujuan kependidikan  kepada Nasinal Thai/Siam semata-mata, supaya bangsa Melayu hilang jati diri sebagai orang Melayu yang beragama Islam.

Hakikat Pemerintah Thai sengaja tak memahami tentang akar umbi, dengan kata lain Thai tak  memberi ruang kepada anak tempatan dalam bidang apa saja.

Dunia makin hari makin pesat dalam fenomina perubahan dan pembangunan apa saja, manusia sudah mulai membuka mata telinga tentang  kebutuhan, untuk menjalani kehidupan yang sejajar dengan bangsa yang lebih awal berada di garisan hadapan.

Namun Thai masih bersikap kekulukan dan tidak ada keterbukan, tak mahu memahami dan mengerti tentang kepentingan bangsa lain.

Maka bagi bangsa Patani yang sedang membuat tuntutan selama ini sangatlah wajar dan telus baik dengan daya kemampuan yang ada pada bangsa Patani dan sesuai dengan situasi dan kondesi dunia.

No comments:

Post a Comment