Penjajah Thailand di Asia Tenggara adalah merupakan imperialisme dan kolonialisme terlama, dibanding penjajah-penjajah barat dan Eropah lainnya.
Imperialis dan kolonialis America di Plipina, Belanda dan Jepun di Indonesia, juga British di Malaysia serta di tanah-tanah melayu lainnya, tindakan dasar milik jajahan telah berakhir dengan memberi autonomi dan pemerintahan sendiri.
Tetapi dasar penjajah Thailand di Patani tidak demikian. Semenjak tahun 1785 hingga 2019 sekarang, penjajah Siam Thailand tetap memakai system jajah, imperialisme dan kolonialisme.
Yaitu bahwa penjajah Thailand bersifat imperialisme, artinya penjajah Siam Thailand mengguna dasar system politik yang bertujuan menjajah negara lain (negara Patani sekarang) untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar.
Demikian dengan dasar system politik kolonialismenya, penjajah Siam Thailand menjajah Patani sekaligus memperluaskan wilayah jajahanya, hingga ke sempadan wilayah Malaysia.
Dampak negatif dari kejahatan penjajah Siam Thailand itu, hak asasi manusia bangsa Melayu Patani tertekan dan bahkan dilanggar.
Pengembangan Islam, bahasa,
budaya dan perekonumian masyarakat Melayu Patani dikontrol ketat dan bahkan
diperas .
Ekoran dari itu, maka HAM bidang agama Islam tidak bebas berdikari
dalam melaksanakan hukum syari’at, yang pada dasarnya bangsa Melayu wajib
melaksanakan Islam secara semperna (assilmi kaffah).
Sedangakan dari bidang
bahasa dan kebudayaan,disamping penjajah Siam Thailand menggunakan dasar dan
siamisasi, secara sengaja pula Siam Thailand mengubah secara langsung nama
benda, tempat dan lainnya yang berunsurkan Melayu kepada Siam.
Sebagai contoh,
nama kampong Legih kepada Raknget dan sebagainya. Pendek kata, nama-nama orang
Melayu Patani yang memakai paspot Thailand bilangan besarnya nama sebenarnya
telah disiamisasikan oleh penjajah Siam Thailand.
Manakala soal perekonumi
bangsa Melayu Patani sangat menyedihkan. Mereka miskin melarat, tidak mampu
menyempurnakan didikan lebih tinggi anak-anaknya. Tanah persawahan padi,
irigasi air di perluas dan diperdalamkan sehingga sawah padi menjadi
kering-kerontang.
Sedangkan kekayaan alam bumi Patani, seperti gas, emas dan
petrol sangat membahagiakan dalam kehidupan masyarakat Melayu Patani, namun
kekayaan tersebut dieksploitirkan penjajah untuk membangunnya. Maka, semakin
jelas dampak negatif terhadap kedudukan ASEAN.
No comments:
Post a Comment