Sudah menjadi lumrah
bagi umat manusia, sering mencari dan mengejar kekuasaan, tak pernah
mencukupi, di darat, laut dan ruang udara sekalipun, menjadi medan pertarungan
demi merebut kekuasaan, disitulah
berlakunya penindasan demi
penindasan, bangsa yang kuat menindas
terhadap bangsa yang lemah sampai
tak mengenal batas-batas kemanusiaan,
walaupun telah wujud pertubuhan
demi pertubuhan berapa banyak lahir NGO-NGO, baik diperingkat daerah, wilayah,
Nasioanal dan Internasional, dalam rangka mengawasi dan mengamankan alam jagak ini, dan ia sebagai
garis pandu dan sebagai wasit untuk melerai keadaan satu-satu konflik, supaya
dapat mengawal sifat dan perilaku
manusia, bangsa seandainya terjadi hal-hal yang boleh merugikan harta benda dan
nyawa manusia, dari kedua-dua belah pihak.
Namun kejadian ini telah dirasai oleh Umat Melayu Patani sudah begitu lama,penyiksaan dan penindasan menjadi perkara biasa bagi Bangsa Melayu Patani dan tidak dianggap serius oleh dunia Internasional.
Andaikata Bangsa Patani tidak diintegrasikan secara paksa oleh rekayasa politik
Siam - Inggris untuk kepentingan politik dan ekonomi, bertindak tidak
mempedulikan hak bagi bangsa yang lain dengan melalui kesepakatan kedua pihak
yang tanpa terlibat pribumi yang sah sebagai hak, untuk menetukan arah
bangsanya sendiri.
Perjanjian kesepakatan pembagian daerah kekuasaan
Inggris-Siam ke atas bumi Patani yang seharusnya tidak
terjadi, namun karena itulah makan muncul suatu gejolak antara rakyat Patani
dan pemerintah Thailand melalui Institusi Militer, selalu berujung pada
pelangaran dalam segala demensi terlebih pada pelanggaran hak asasi manusia.
Penderitaan rakyat Patani tidak akan pernah tuntas diselesaikan oleh semua
pihak, baik sepanjang penyelesaian selama masih berada dalam keranjang negara
Thai, rakyat Patani akan menderita sampai dunia kiamat, kalau tidak
diselesaikan berlandaskan kepada akar masalah yang mendasar dengan harus
dilepaskan dari cengkraman Pemerintah Thailand terlebih dahulu, agar
penyelesaian adalah benar-benar penyelesaian bukan lagi rekayasa penyelesaian
yang berlandas pada kepentingan politik Thailand dikacamata dunia sahaja.
Igatlah Bangsa Melayu Patani bukanlah bangsa yang watak
manusianya imitasi atau boneka yang tidak mempunyai jiwa dan raga, tetapi
sesungguhnya sama seperti manusia lain di jagat raya ini.
Karena dosa-dosa
penjajah yang mengintegrasikan secara paksa untuk kepentingan politik dan
ekonomi bangsa penjajah, yang akhirnya rakyat menjadi korban, rakyat dikejar,
difitnah, dibunuh tanpa ada rasa kemanusiaan dengan alasan separatis, padahal
bangsa penjajah Siam tidak sadar kalau rakyat menuntut, maka sejarah integrasi
yang penuh dengan rekayasa politik di atas tanah dan negeri leluhurnya yang tidak dapat dipungkiri
oleh siapapun bangsa di dunia, karena tuhan menaruh eksistensi rakyat Melayu
Patani sebagai hak mutlak atas bumi yang telah dihuni oleh nenek moyangnya pada
zaman purba dan dapat dibuktikan dengan terwujudnya Kerajaan Patani.
No comments:
Post a Comment