Melahat
kepada sekenario politik Thai sangat tidak menentu, setiap tindakan selalu
memicu kepada ketegangan dan ketidak adilan.
Hal ini selalu menjadi isu bagi
masyarakat. Selama berada dalam penguasaan junta. Ketegangan yang timbul bukan
setakat di empat wilayah bagian Selatan (Patani), Malah melibatkan di semua
wilayah dalam Negara Thai, yang lahir rasa tidak memuaskan terhadap tindakan
pemerintah.
Apatah lagi menghadapi situasi konflik di Patani. Bagi bangsa
Patani tipis harapan bahawa konflik dapat diselesai dalam periode junta.
Rundingan damai yang menerajui oleh penguasaan junta, untuk memberhentikan
tindakan kekerasan di Selatan (Patani), ia bukan mencari langkah-langkah solusi
perdamaian.
Sehingga proses tersebut diboikot oleh pihak delegasi yang mewakili
Bangsa Patani, tidak ingin melibatkan diri di meja rundingan. Sebab-sebab yang
memboikot, melihat kepada sekenario politik yang dimainkan oleh pemerintah Thai
terhadap rundingan kali ini, merupakan tawaran politik murahan, dan sudah menjadi
isu usang yang akan ditawarkan.
Setengah
dari padanya, sudah diguna pakai di empat wilayah Selatan Thai (Patani),
dengan melalui usaha-usaha para pejuang Melayu yang terdahulu. Baik secara langsung dan tidak langsung.
Polisi SB FLEX, merupakan suatu istilah politik perdamaian
yang akan dijadikan suatu
anjuran atau
pembentangan oleh Pemerintah Thai kepada
Bangsa Patani. Dalam usaha damai yang akan diadakan oleh pemerintah Thai.
Secara garis kasar polisi ini untuk melahirkan kebersamaan dan bergabung dalam
membangun sebuah negara bangsa Thai.
Anatara lain program yang akan dibahaskan
dan menjadi agenda perundingan, adalah
bagaimana cara bekerjasama dalam
masyarakat majmuk, (Phahu wattanatham); Membangun sumberdaya manusia
atau dikenal dengan modal insan, dengan melalui kepeningkatan kapasiti
pendidikan dan kebudayaan yang selaras dengan kehendak pemerintah;
Mensetabilkan politik, ekonomi dan keamanan di bagian Selatan, dibawah kawalan
bersama para pihak yang terlibatkan dalam rundingan damai.
Thai seharusnya lebih bersifat refleksi dalam
mengangkat isu untuk berunding, Thai sendiri cukup memahami tentang usaha
rundingan damai kali ini adalah melincun dengan hakekat yang sebenarnya. Namun
baginya tetap untuk meneruskan proses, dengan ukuran
dari beberapa
unsur.
Antaranya unsur penekanan atau paksaan terhadap para Dilegasi yang
mewakili Bangsa Patani, untuk menghadapi meja rundingan. Manakala di dalam
Negara, Thai usaha mendekati dengan NGOs dan para tokoh agama, tokoh masyarakat
dan lain sebagainya, dalam rangka membuat suatu penekanan agar dipersetujui
dangan SB FLEX yang diajukan.
Menghadapi era baru dalam tapuk kepemerntahan
Thai yang datang melalui Demokrasi,
perlu lebih banyak menerokai terhadap kepentingan-kepentingan Bangsa lain, dan
pihak-pihak yang berkepentingan dalam proses, dan mengangkat agenda proses agar
sewajar dengan keinganan dan kebutuhan manusia berbangsa dan bertanah air.
Jangan selalu membatasi dengan Perlembagaan
Negara Thai sebagai alasan. Kerana Manusia Bangsa yang datang lebih awal
bertapak, berbanding dengan Perlembagaan
Negara Thai yang bermasaalah dengan orang-orang Melayu di Patani.
Sejumlah Partai politik Thai yang selalu
berkempen sebagai manifesto menghadapi pilihan raya, berkaitan penyelesai konflik Patani. Kebanyakan mereka
membawa isu dalaman, dan lebih terfukus
kepada penyelesai sepihak berbanding dengan tuntutan politik dan cara mencari
solusi dengan pihak lawan. Mengakibatkan proses rundingan damai selalu
menemui jalan buntu dan tidak ada kemajuan.
Dalam penerokaan tersebut biar
betul-betul untuk mencari penyelesaian. Konflik di Patani bukan permasaalahan
ekonomi, pendidikan dan keadilan, ia merupakan konflik akar umbi, yang tidak bisa
diputar-belit fakta, oleh mana-mana pihak terutama Kerajaan Thai itu sendiri,
perlu peka dan terbuka secara lebih leluasa dalam
hal ini, kalau betulbetul ingin mencari penyelesaian yang hakiki.
No comments:
Post a Comment