Monday, 9 July 2018

Antara Terorisma Dan Perjuangan

Ustaz Adundej Cekna,
Timbalan yang dipertua Majlis agam Islam wilayah Pattani
ditembak mati oleh penembak gelap pada 8/6/2018
dihadapan sekolah Pondoknya kampung Lalor, Pattani.
Terorisma suatu perspektif radikalisasi dan terancam. Namun, obyektif suatu tempat radikalismanya harus realistis dan harus punyai perbandingan yang jelas, terutama dari segi motif bertindak.

Memang, di lihat secara tidak langsung bahwa radikalisasi dalam bertindak ada yang nampak semacam ganas.

Tetapi, bila dinilai dari segi berhadapan dengan sesuatu penjajahan, tindakan semacam ganas oleh pihak gerakan kemerdekaan adalah adil. Jadi, dalam konteks terorisma dan perjuangan revolusi bangsa Melayu Patani di selatan Thailand, secara adilnya penjajah Thailand di wilayah Patani adalah layak disebut terorisma.

Tindakan kekerasan tentaranya selama ini adalah bermotif penjajahan. Perkara hubungan Thailand sebagai penjajah dan bangsa Melayu Patani sebagai yang dijajah, barangkali tidak rasional bagi suatu pemerintahan ASEAN kalau tidak mengetahui latar belakang kedua bangsa itu (Siam Thailand dan Melayu Patani).

Justeru itu, terorisma dalam konteks negara merdeka (bukan penjajah) adalah perspektif yang wajar dan menjadi hak undang-undang negara tersebut.

Namun, sekali lagi bahwa perspektif penjajah dalam penerapan undang-undang terorisma ASEAN di wilayah Patani adalah semakin bersifat radikalistik Siam Thailand dalam menterorkan etnik bangsa Melayu Patani yang dijajahnya.

Sehubungan dengan perkara terorisma, tindakan perjuangan bangsa Melayu di wilayah Pataninya dari segi revolusi radikal, ya, ok. Memang itu adalah strategi perjuangan kebebasan agama, bangsa dan tanah air Patani Darussalam dari penjajahan bangsa Siam Thailand yang radikal dan bersifat terror itu. 

Sungguhpun tindakan perjuangan kebebasan Patani Darussalam, nampak semacam ganas. Seperti; menanam bom, membunuh musuh dari kalangan pasukan tentara penjajah Siam Thailand dan menghancurkan tempat-tempat basis mata-mata musuh (penjajah Thailand), manun, bila dibandingkan dengan aksi terror penjajah Siam Thailand adalah lebih dahsyat lagi.

Mereka membunuh tokoh-tokoh Melayu Islam, seperti; kiay, ustaz, guru dan tokoh masyarakat kampung, mereka menangkap dan menahan tanpa bukti dan disusuli dengan meracuni mangsa dengan racun berjangka hayat, dan banyak lagi. 

Oleh demikian, dengan perkembangan issu terorisma semasa, terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa Melayu Patani Darussalam di selatan Thailand, kiranya dinilai dengan lebih adil dan beradab.

Secara geografis politis bangsa Melayu Patani adalah sebuah wilayah negara Patani Darussalam, yang pernah berdaulat sekerajaan Melayu dengan Malaysia sekarang. Malah, bangsa Melayu itu ada yang ditinggalkan oleh Malaysia, tanpa dikenakan tuntutan apa-apa oleh Malaysia sendiri terhadap penjajah Siam Thailand. Bak kata orang “”sangat tidak bermoral bila mengorbankan anaknya untuk sesuap nasi””.

Dengan hakikat issu terorisma semasa, perjuangan revolusi bangsa Patani tetap merupakan hala tuju yang positif, untuk pembebasan negara-wilayah Patani Darussalam sebagai penentuan nasib sendiri.

Karena penjajah Siam Thailand di Patani sangat tidak berprikemanusiaan dan sesungguhnya penjajah harus dihapus di atas muka bumi.

No comments:

Post a Comment